LATAR BELAKANG TANAMAN KELUARGA
Saat ini begitu banyak ilmu yang mempelajari tentang pengobatan baik pengobatan Tradisional mau pun pengobatan Modern semua telah berkembang pesat. Kesadaran masyarakat akan bahayanya obat-obatan yang mengandung zat kimiawi sintetis pun sedikit demi sedikit mulai terbuka dan tersadarkan. Masyarakat mulai beralih ke pengobatan Alamiah yang obat-obatnya semua bersumber dari alam. Obat-obatan alami yang berasal dari alam telah sejak lama dipakai berabad abad yang lampau dari awal manusia diciptakan atau pada zaman nabi Adam As karena khasiat dan keampuhannya yang mampu dan dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang biasa sampai pada tingkat kronis atau sulit disembuhkan disamping dengan melakukan terapi atau praktek dalam pengobatan baik dalam mau pun luar.
Berbeda dengan obat-obatan Ilmiah modern atau konvensional yaitu obat-obatan yang pada dasarnya berasal dari alam namun untuk mempercepat proses kerja obat tersebut maka ditambahkanlah zat-zat tertentu (kimiawi sintetis) melalui suatu penelitian dan peralatan yang modern. Zat-zat tersebut ternyata kurang baik bagi tubuh dan bahkan bisa mematikan karena tubuh atau organ yang kurang sehat dipaksa untuk bekerja, selain itu tubuh pun tidak dapat menerima dan mengeluarkan racun-racun dengan maksimal.
Oleh karena itu alangkah baiknya kita mengetahui beberapa tanaman yang sangat bermanfaat yang tanpa sadar ternyata ada disekitar Kita. Tanaman tersebut dapat kita gunakan sebagai obat atau penyembuh yang alami atau biasa disebut dengan Herbal. Terdapat salah satu tempat yang bisa kita jadikan rujukan sebagai sumber keilmuan atau taman obat-obat herbal yang dapat Kita pelajari dan bisa juga dinikmati bersama manfaat dan kegunaan tanaman obat tersebut.
SEJARAH TANAMAN KELUARGA
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya. Sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Sejarah
Mesir kuno
Pada jaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu. Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers). Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal.
Yunani kuno
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi ), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica. Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.
Cina
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu. Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China , di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.
Inggris
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri. Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat. Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka. Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan. Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman. Nicholas Culpepper (1616-1654) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah. Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan. Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.
Indonesia
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592-1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637-1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.
2.2. Sejarah Singkat TOGA PURI
Latar belakang berdirinya TOGA PURI karena bapak Toto Suhendro pegawai Telkom ini pernah sakit komplikasi dengan kuasa dan kehendak Allah SWT sembuh lewat pengobatan alternatif : Prana, Herba, Energi bunga pada tahun 1993. Beliau pernah dipercaya menjadi ketua Assosiasi Tanaman herba se Jawa Barat pada tahun 2002-2005. Hobi beliau sering traveling ditempat yang asri dan alami, dan hobi argobisnis ini dimulai sejak tahun 1982. Disamping hobinya beliau bisa untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi setelah pensiun, tempat bermain, alat bermain dan kawan bermain untuk beliau dan keluarga serta menjadikannya peluang bisnis. Motto nya adalah Cinta alam sehat alami sedangkan tujuanya adalah hidup sehat sejahtera.
Kata Toga Puri diambil dari kata Tanaman obat keluarga atau Toto dan keluarga. Sedangkan Puri diambil dari nama tempat atau sebuah istilah istana atau tempat. Jadi Toga Puri adalah Tanaman obat yang dikelola oleh Toto dan keluarga. Berdiri pada tanggal 10 April Tahun 2003 di dusun Lebak Jawa Desa Cilembu, Sumedang Selatan, Jawa Barat yang dikelilingi gunung Manglayang dan gunung Geulis. Tanaman yang diberdayakan dalam TOGA PURI sebanyak 350 jenis tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat dan dibuat dalam bentuk kapsul dan minuman.
1 Responses So Far:
Kalo mau pesan obat caranya bagaimna?